Senin, 17 Agustus 2015

laporan praktikum kimia indikator asam basa

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA
INDIKATOR ASAM BASA DARI EKSTRAK
JERUK NIPIS DAN KEDONDONG


GURU PEMBIMBING :
IBU SITI FATIMAH S.Pd

OLEH :
NADYA PRATIWI
XI MIA 1


SMAN 7 BANJARMASIN
BAB I
TEORI DASAR
A.    Pengerian Asam
Asam (yang sering diwakili dengan rumus umum H) secara umum merupakan senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam air akan menghasilkan larutan dengan  pH  lebih kecil dari 7. Dalam definisi modern, asam adalah suatu zat yang dapat memberi proton (ion H+) kepada zat lain (yang disebut basa), atau dapat menerima pasangan elektron bebas dari suatu basa. Suatu asam bereaksi dengan suatu basa dalam reaksi penetralan untuk membentuk garam. Contoh asam adalah asam asetat (ditemukan dalam cuka) dan asam sulfat (digunakan dalam baterai atau aki mobil). Asam umumnya berasa masam; walaupun demikian, mencicipi rasa asam, terutama asam pekat, dapat berbahaya dan tidak dianjurkan.
Istilah "asam" merupakan terjemahan dari istilah yang digunakan untuk hal yang sama dalam bahasa-bahasa Eropa seperti acid (bahasa Inggris), zuur (bahasa Belanda), atau Säure (bahasa Jerman) yang secara harfiah berhubungan dengan rasa masam. Dalam kimia, istilah asam  memiliki arti yang lebih khusus. Terdapat tiga definisi asam yang umum diterima dalam kimia, yaitu definisi Arrhenius, Brønsted-Lowry, dan Lewis.
Arrhenius: Menurut definisi ini, asam adalah suatu zat yang meningkatkan konsentrasi ion hidronium (H3O+) ketika dilarutkan dalam air. Definisi yang pertama kali dikemukakan oleh Svante Arrhenius ini membatasi asam dan basa untuk zat-zat yang dapat larut dalam air.

Brønsted-Lowry: Menurut definisi ini, asam adalah pemberi proton kepada basa. Asam dan basa bersangkutan disebut sebagai pasangan asam-basa konjugat. Brønsted dan Lowry secara terpisah mengemukakan definisi ini, yang mencakup zat-zat yang tak larut dalam air (tidak seperti pada definisi Arrhenius).

Lewis: Menurut definisi ini, asam adalah penerima pasangan elektron dari basa. Definisi yang dikemukakan oleh Gilbert N. Lewis ini dapat mencakup asam yang tak mengandung hidrogen atau proton yang dapat dipindahkan, seperti besi(III) klorida. Definisi Lewis dapat pula dijelaskan dengan teori orbital molekul. Secara umum, suatu asam dapat menerima pasangan elektron pada orbital kosongnya yang paling rendah (LUMO) dari orbital terisi yang tertinggi (HOMO) dari suatu basa. Jadi, HOMO dari basa dan LUMO dari asam bergabung membentuk orbital molekul ikatan.

Nama
Rumus molekul
Terdapat dalam
Asam asetat 
Asam askorbat
Asam sitrat
Asam karbonat
Asam klorida
Asam nitrat
Asam fosfat
Asam tartrat
Asam malat
Asam format
Asam laktat
Asam benzoat
CH3COOH 
C6H8O6
C6H8O7
H2CO3
HCl
HNO3
H3PO4
C4H6O6
C4H6O5
HCOOH
C3H6O3
C6H5COOH
Cuka dapur 
Jeruk, tomat, sayuran
Jeruk atau vitamin C
Minuman berkarbonasi
Asam lambung
Pupuk
Deterjen, pupuk
Anggur
Apel
Sengatan lebah
Keju
Bahan pengawet makanan



Sifat Asam
Secara umum, asam memiliki sifat sebagai berikut:
1.      Rasa              : masam ketika dilarutkan dalam air.
2.      Sentuhan      : asam  terasa menyengat bila disentuh, terutama bila asamnya asam kuat.
3.      Kereaktifan  : asam bereaksi hebat dengan kebanyakan logam, yaitu korosif terhadap logam.
4.      Hantaran listrik : asam, walaupun tidak selalu ionik, merupakan elektrolit.


B.     Pengertian Basa
Istilah basa (alkali) berasal dari bahasa  Arab yang berarti abu. Basa digunakan dalam pembuatan sabun. Juga sudah lama diketahui bahwa asam dan basa saling menetralkan. Di alam, asam ditemukan dalam  buah-buahan. Dalam kimia, istilah asam  memiliki arti yang lebih khusus.
Arrhenius : Basa merupakan suatu senyawa yang dapat menghasilkan ion Hidroksida [OH], bila dilarutkan dalam air mempunyai rasa pahit dan bersifat kaustik.
Basa adalah  lawan (dual) dari asam, yaitu ditujukan untuk unsur/senyawa kimia yang memiliki pH lebih dari 7. Kostikmerupakan istilah yang digunakan untuk basa kuat. jadi kita menggunakan nama kostik soda untuk natrium hidroksida (NaOH) dan kostik postas untuk kalium hidroksida (KOH). Basa dapat dibagi menjadi basa kuat dan basa lemah. Kekuatan basa sangat tergantung pada kemampuan basa tersebut melepaskan ion OH dalam larutan dan konsentrasi larutan basa tersebut.

Sifat Basa
Nilai pH lebih dari sabun
1.      Mengubah warna lakmus merah menjadi biru
2.      Rasa              : pahit
3.      Sentuhan       : licin (diakibatkan korosif lemak pada permukaan kulit)
4.      Kereaktifan   : Basa kuat bersifat Kostic (kulit terasa terbakar atau korosif oleh cairan kimia)
5.      Hantaran listrik : Larutan Basa pada air akan membentuk ion sehingga merupakan larutan elektrolit

C.    Indikator Alami
     Indikator alam merupakan bahan alam yang dapat berubah warnannya dalam larutan yang sifatnya berbeda, asam, basa atau netral. Indikator alam yang biasa digunakan untuk pengujian asam basa adalah dengan mengekstrak bunga – bungaan, umbi, kulit buah dan daun yang berwarna. Ekstrak tersebut dilarutkan dalam air atau aquades lalu disaring. Dengan cara demikian, indikator siap digunakan. Perubahan warna indikator bergantung pada warna jenis tanamannya, misalnya kembang sepatu merah di dalam asam berwarna merah dan di dalam basa berwarna hijau.
Menurut hasil kerjanya, Indikator Alami dapat dibedakan menjadi 3 yaitu :
1.      Indikator alami baik : yaitu bahan alami yang perubahan warnanya dapat terlihat jelas ketika ditetesi atau dicampur dengan larutan asam basa.
2.      Indikator alami kurang baik : yaitu bahan alami yang dapat berubah warna ketika ditetesi atau dicampur dengan larutan asam basa tetapi perubahan warnanya tidak terlihat dengan jelas.
3.      Bukan indikator alami : yaitu bahan alami yang ketika ditetesi atau dicampur dengan larutan asam basa tidak terjadi perubahan warna. 



BAB II

I.                   ALAT DAN BAHAN
·         Tabung reaksi
·         Rak tabung reaksi
·         Pipet
·         Alu + lumpang
·         Plat tetes
·         Larutan NaOH
·         Larutan HCl
·         Larutan X
·         Aquades
·         Larutan Y
·         Buah berair (Jeruk Nipis)
·         Buah tidak berair(Kedondong)

II.                CARA KERJA
1.      Buah digiling sampai lembut dan tambahkan sedikit air. Perhatikan warna airnya
2.      Masukkan ke dalam 5 tabung reaksi sekitar 3 mL
Larutan jeruk nipis
Larutan kedondong
3.      Masukkan pada tabung ke-1 aquades dan perhatikan perubahan warnanya
4.      Masukkan pada tabung ke-2 larutan NaOH sebanyak 3 mL dan perhatikan perubahan warnanya
5.      Masukkan pada tabung ke-3 larutan HCl sebanyak 3 mL dan perhatikan perubahan warnanya
6.      Masukkan pada tabung ke-4 larutan X sebanyak 3 mL dan perhatikan perubahan warnanya
7.      Masukkan pada tabung ke-5 larutan Y sebanyak 3 mL dan perhatikan perubahan warnanya.
Sampel jangan dibuang, lalu masukkan ke dalam plat tetes
8.      Ulangi dengan buah yang satunya lagi




BAB III
HASIL PENGAMATAN
Tabel 1

No.

Nama Buah

Warna mula-mula
Warna setelah dicampur
Aquades
NaOH
HCl
1.
Jeruk Nipis
Kuning
Kuning
kuning
Kuning terang
2.
Kedondong
Kuning kehijauan
Kuning kehijauan
Kuning hijau kehitaman
Kuning keruh

Tabel 2

No.

Nama Buah

Warna mula-mula
Warna setelah dicampur
Larutan X
Larutan Y
1.
Jeruk Nipis
Kuning
Kuning
Kuning
2.
Kedondong
Kuning kehijauan
Kuning kehijauan
cokelat


BAB IV
PEMBAHASAN

Warna mula-mula ekstrak jeruk nipis adalah kuning. Ekstrak di tabung reaksi 1 dicampur dengan aquades, warna tetap kuning karena aquades bersifat netral. Ekstrak di tabung reaksi 2 dicampur dengan NaOH, warna tetap kuning. Ekstrak di tabung reaksi 3 dicampur dengan HCl, warna mengalami sedikit perubahan menjadi kuning terang. Ekstrak di tabung reaksi 4 dicampur dengan larutan X, warna tetap kuning. Dan ekstrak di tabung reaksi 5 dicampur dengan larutan Y, warna tetap kuning.

Warna mula-mula ekstrak kedondong adalah kuning kehijauan. Ekstrak di tabung reaksi 1 dicampur dengan aquades, warna tetap kuning kehijauan karena aquades bersifat netral. Ekstrak di tabung reaksi 2 dicampur dengan NaOH, warna menjadi kuning hijau kehitaman. Ekstrak di tabung reaksi 3 dicampur dengan HCl, warna mengalami sedikit perubahan menjadi kuning keruh. Ekstrak di tabung reaksi 4 dicampur dengan larutan X, warna tetap kuning kehijauan. Dan ekstrak di tabung reaksi 5 dicampur dengan larutan Y, warna menjadi cokelat.

PERTANYAAN  :
1.         Apakah buah yang digunakan sebagai bahan percobaan tersebut baik digunakan sebagai indikator alami asam dan basa ? Jelaskan !
2.         Bersifat apakah larutan X dan larutan Y. Jelaskan jawabanmu!

JAWAB :
1.      Jeruk nipis : tidak baik. Karena warna yang dihasilkan antara reaksi larutan jeruk nipis dengan aquades adalah kuning (sama seperti warna asli), larutan jeruk nipis dengan NaOH adalah kuning, larutan jeruk nipis dengan HCl adalah kuning terang. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa jeruk nipis tidak baik dijadikan sebagai indikator alami asam basa karena dari percampuran larutan jeruk nipis dengan berbagai larutan tersebut menghasilkan warna yang tidak jauh berbeda.

Kedondong : tidak baik. Karena warna yang dihasilkan antara reaksi larutan kedondong dengan aquades adalah kuning kehijauan (sama seperti warna asli), larutan kedondong dengan NaOH adalah kuning hijau kehitaman, larutan kedondong dengan HCl adalah kuning kehijauan. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa kedondong tidak baik dijadikan sebagai indikator alami asam basa karena dari percampuran larutan kedondong dengan berbagai larutan tersebut menghasilkan warna yang tidak jauh berbeda.

2.      Larutan X kemungkinan bersifat asam karena pada percampuran larutan ekstrak jeruk nipis dengan HCl menghasilkan warna yang hampir sama dengan larutan ekstrak jeruk nips yang dicampur dengan larutan X yaitu kuning. Dan pada percampuran larutan ekstrak kedondong dengan  HCl juga menghasilkan warna yang sama dengan larutan ekstrak kedondong yang dicampur dengan larutan X yaitu kuning kehijauan.

Larutan Y kemungkinan bersifat basa karena pada percampuran larutan ekstrak kedondong dengan NaOH menghasilkan warna yang sedikit mengalami perubahan dari warna aslinya yaitu kuning hijau kehitaman. Hal ini sama dengan larutan ekstrak kedondong dicampur dengan larutan Y yang menghasilkan warna yang lumayan berubah dari warna aslinya yaitu menjadi cokelat. Dalam hal ini warna yang dihasilkan dari kedua percampuran tersebut tidak sama persis karena terdapat kesalahan saat melakukan praktikum. Mungkin kesalahan terjadi saat menggunakan pipet yang digunakan untuk mengambil larutan yang tidak dicuci dengan bersih, sehingga larutan ekstrak kedondong tersebut bercampur dengan zat lain.



BAB V
PENUTUP

KESIMPULAN
Tidak semua buah dapat dijadikan sebagai indikator dalam menentukan larutan asam dan basa. Dalam percobaan, kami menggunakan buah jeruk nipis dan kedondong sebagai indikator alami dalam menentukan sifat asam dan basa. Akan tetapi buah jeruk nipis dan kedondong ternyata kurang baik untuk dijadikan indikator alami asam dan basa. Karena saat larutan jeruk nipis dicampur masing-masing dengan (aquades, NaOH, HCl, larutan X, serta larutan Y)  menghasilkan warna yang tidak jauh berbeda yaitu kuning. Dan saat larutan kedondong dicampur masing-masing dengan (aquades, NaOH, HCl, larutan X, serta larutan Y) menghasilkan warna yang rata-rata hampir sama yaitu kuning kehijauan, hanya larutan kedondong yang dicampur dengan NaOH dan larutan Y saja yang mengalami perubahan yaitu masing-masing kuning hijau kehitaman dan cokelat. Namun, hal tersebut tidak dapat dijadikan patokan dalam menentukan sifat asam basa, sehingga larutan kedondong juga tidak baik digunakan sebagai indikator alami asam basa.

SARAN

Dari hasil percobaan kelompok kami kami menyarankan agar menggunakan indikator alami yang baik agar ketika dilakukan percobaan tersebut dapat berhasil dan perubahan warna dapat terlihat jelas.