LAPORAN
PRAKTIKUM KIMIA
INDIKATOR
ASAM BASA DARI EKSTRAK
JERUK
NIPIS DAN KEDONDONG
GURU
PEMBIMBING :
IBU
SITI FATIMAH S.Pd
OLEH
:
NADYA
PRATIWI
XI
MIA 1
SMAN
7 BANJARMASIN
BAB I
TEORI DASAR
A.
Pengerian Asam
Asam (yang
sering diwakili dengan rumus umum H)
secara umum merupakan senyawa kimia yang
bila dilarutkan dalam air akan menghasilkan larutan dengan pH lebih kecil dari 7. Dalam
definisi modern, asam adalah suatu zat yang dapat memberi proton (ion H+) kepada zat lain
(yang disebut basa),
atau dapat menerima pasangan elektron bebas
dari suatu basa. Suatu asam bereaksi dengan suatu basa dalam reaksi penetralan untuk membentuk garam.
Contoh asam adalah asam asetat (ditemukan
dalam cuka)
dan asam sulfat (digunakan
dalam baterai atau aki mobil).
Asam umumnya berasa masam; walaupun demikian, mencicipi rasa asam, terutama
asam pekat, dapat berbahaya dan tidak dianjurkan.
Istilah "asam" merupakan
terjemahan dari istilah yang digunakan untuk hal yang sama dalam bahasa-bahasa
Eropa seperti acid (bahasa Inggris), zuur (bahasa
Belanda), atau Säure (bahasa Jerman) yang secara harfiah
berhubungan dengan rasa masam. Dalam kimia, istilah asam memiliki arti yang
lebih khusus. Terdapat tiga definisi asam yang umum diterima dalam kimia, yaitu
definisi Arrhenius, Brønsted-Lowry, dan Lewis.
Arrhenius:
Menurut definisi ini, asam adalah suatu zat yang meningkatkan konsentrasi ion
hidronium (H3O+) ketika dilarutkan dalam air. Definisi
yang pertama kali dikemukakan oleh Svante Arrhenius ini
membatasi asam dan basa untuk zat-zat yang dapat larut dalam air.
Brønsted-Lowry:
Menurut definisi ini, asam adalah pemberi proton kepada basa. Asam dan basa
bersangkutan disebut sebagai pasangan asam-basa konjugat. Brønsted dan Lowry secara terpisah mengemukakan definisi
ini, yang mencakup zat-zat yang tak larut dalam air (tidak seperti pada
definisi Arrhenius).
Lewis: Menurut definisi ini,
asam adalah penerima pasangan elektron dari basa. Definisi yang dikemukakan
oleh Gilbert
N. Lewis ini dapat mencakup asam yang tak mengandung
hidrogen atau proton yang dapat dipindahkan, seperti besi(III) klorida.
Definisi Lewis dapat pula dijelaskan dengan teori orbital molekul. Secara umum, suatu asam
dapat menerima pasangan elektron pada orbital kosongnya yang paling rendah (LUMO)
dari orbital terisi yang tertinggi (HOMO)
dari suatu basa. Jadi, HOMO dari basa dan LUMO dari asam bergabung
membentuk orbital molekul ikatan.
Nama
|
Rumus molekul
|
Terdapat dalam
|
Asam
asetat
Asam
askorbat
Asam
sitrat
Asam
karbonat
Asam
klorida
Asam
nitrat
Asam
fosfat
Asam
tartrat
Asam
malat
Asam
format
Asam
laktat
Asam
benzoat
|
CH3COOH
C6H8O6
C6H8O7
H2CO3
HCl
HNO3
H3PO4
C4H6O6
C4H6O5
HCOOH
C3H6O3
C6H5COOH
|
Cuka
dapur
Jeruk,
tomat, sayuran
Jeruk
atau vitamin C
Minuman
berkarbonasi
Asam
lambung
Pupuk
Deterjen,
pupuk
Anggur
Apel
Sengatan
lebah
Keju
Bahan
pengawet makanan
|
Sifat Asam
Secara umum, asam memiliki sifat sebagai
berikut:
1.
Rasa :
masam ketika dilarutkan dalam air.
2.
Sentuhan :
asam terasa menyengat bila disentuh, terutama bila asamnya asam
kuat.
B.
Pengertian
Basa
Istilah basa (alkali) berasal
dari bahasa Arab yang berarti abu. Basa digunakan dalam pembuatan
sabun. Juga sudah lama diketahui bahwa asam dan basa saling menetralkan.
Di alam, asam ditemukan dalam buah-buahan. Dalam kimia, istilah asam memiliki arti yang
lebih khusus.
Arrhenius : Basa
merupakan suatu senyawa yang dapat menghasilkan ion Hidroksida [OH], bila
dilarutkan dalam air mempunyai rasa pahit dan bersifat kaustik.
Basa
adalah lawan (dual)
dari asam,
yaitu ditujukan untuk unsur/senyawa kimia yang memiliki pH lebih dari 7. Kostikmerupakan
istilah yang digunakan untuk basa kuat. jadi kita menggunakan nama kostik soda
untuk natrium hidroksida (NaOH) dan kostik postas untuk kalium hidroksida
(KOH). Basa dapat dibagi menjadi basa kuat dan basa lemah. Kekuatan basa sangat
tergantung pada kemampuan basa tersebut melepaskan ion OH dalam larutan dan
konsentrasi larutan basa tersebut.
Sifat Basa
Nilai pH lebih dari sabun
1.
Mengubah warna lakmus merah menjadi biru
2.
Rasa : pahit
3.
Sentuhan :
licin (diakibatkan korosif lemak pada permukaan kulit)
4.
Kereaktifan : Basa kuat
bersifat Kostic (kulit terasa terbakar atau korosif oleh cairan kimia)
5.
Hantaran listrik : Larutan Basa pada air
akan membentuk ion sehingga merupakan larutan elektrolit
C. Indikator
Alami
Indikator
alam merupakan bahan alam yang dapat berubah warnannya dalam larutan yang
sifatnya berbeda, asam, basa atau netral. Indikator alam yang biasa digunakan
untuk pengujian asam basa adalah dengan mengekstrak bunga – bungaan, umbi,
kulit buah dan daun yang berwarna. Ekstrak tersebut dilarutkan dalam air atau
aquades lalu disaring. Dengan cara demikian, indikator siap digunakan.
Perubahan warna indikator bergantung pada warna jenis tanamannya, misalnya
kembang sepatu merah di dalam asam berwarna merah dan di dalam basa berwarna
hijau.
Menurut
hasil kerjanya, Indikator Alami dapat dibedakan menjadi 3 yaitu :
1.
Indikator alami baik : yaitu bahan alami yang
perubahan warnanya dapat terlihat jelas ketika ditetesi atau dicampur dengan
larutan asam basa.
2.
Indikator alami kurang baik : yaitu bahan
alami yang dapat berubah warna ketika ditetesi atau dicampur dengan larutan
asam basa tetapi perubahan warnanya tidak terlihat dengan jelas.
3.
Bukan indikator alami : yaitu bahan alami
yang ketika ditetesi atau dicampur dengan larutan asam basa tidak terjadi
perubahan warna.
BAB
II
I.
ALAT DAN BAHAN
·
Tabung
reaksi
|
·
Rak
tabung reaksi
|
·
Pipet
|
·
Alu
+ lumpang
|
·
Plat
tetes
|
·
Larutan
NaOH
|
·
Larutan
HCl
|
·
Larutan
X
|
·
Aquades
|
·
Larutan
Y
|
·
Buah
berair (Jeruk Nipis)
|
·
Buah
tidak berair(Kedondong)
|
II.
CARA KERJA
1. Buah digiling sampai lembut dan tambahkan
sedikit air. Perhatikan warna airnya
2.
Masukkan
ke dalam 5 tabung reaksi sekitar 3 mL
Larutan jeruk nipis
Larutan kedondong
3.
Masukkan
pada tabung ke-1 aquades dan perhatikan perubahan warnanya
4.
Masukkan
pada tabung ke-2 larutan NaOH sebanyak 3 mL dan perhatikan perubahan warnanya
5.
Masukkan
pada tabung ke-3 larutan HCl sebanyak 3 mL dan perhatikan perubahan warnanya
6.
Masukkan
pada tabung ke-4 larutan X sebanyak 3 mL dan perhatikan perubahan warnanya
7.
Masukkan
pada tabung ke-5 larutan Y sebanyak 3 mL dan perhatikan perubahan warnanya.
Sampel jangan dibuang, lalu masukkan ke dalam plat tetes
8.
Ulangi
dengan buah yang satunya lagi
BAB III
HASIL PENGAMATAN
Tabel 1
No.
|
Nama Buah
|
Warna mula-mula
|
Warna setelah dicampur
|
||
Aquades
|
NaOH
|
HCl
|
|||
1.
|
Jeruk Nipis
|
Kuning
|
Kuning
|
kuning
|
Kuning terang
|
2.
|
Kedondong
|
Kuning kehijauan
|
Kuning kehijauan
|
Kuning hijau kehitaman
|
Kuning keruh
|
Tabel
2
No.
|
Nama Buah
|
Warna mula-mula
|
Warna setelah dicampur
|
|
Larutan X
|
Larutan Y
|
|||
1.
|
Jeruk Nipis
|
Kuning
|
Kuning
|
Kuning
|
2.
|
Kedondong
|
Kuning kehijauan
|
Kuning kehijauan
|
cokelat
|
BAB
IV
PEMBAHASAN
Warna mula-mula ekstrak jeruk nipis adalah
kuning. Ekstrak di tabung reaksi 1 dicampur dengan aquades, warna tetap kuning
karena aquades bersifat netral. Ekstrak di tabung reaksi 2 dicampur dengan
NaOH, warna tetap kuning. Ekstrak di tabung reaksi 3 dicampur dengan HCl, warna
mengalami sedikit perubahan menjadi kuning terang. Ekstrak di tabung reaksi 4
dicampur dengan larutan X, warna tetap kuning. Dan ekstrak di tabung reaksi 5
dicampur dengan larutan Y, warna tetap kuning.
Warna mula-mula ekstrak kedondong adalah
kuning kehijauan. Ekstrak di tabung reaksi 1 dicampur dengan aquades, warna
tetap kuning kehijauan karena aquades bersifat netral. Ekstrak di tabung reaksi
2 dicampur dengan NaOH, warna menjadi kuning hijau kehitaman. Ekstrak di tabung
reaksi 3 dicampur dengan HCl, warna mengalami sedikit perubahan menjadi kuning
keruh. Ekstrak di tabung reaksi 4 dicampur dengan larutan X, warna tetap kuning
kehijauan. Dan ekstrak di tabung reaksi 5 dicampur dengan larutan Y, warna
menjadi cokelat.
PERTANYAAN :
1.
Apakah
buah yang digunakan sebagai bahan percobaan tersebut baik digunakan sebagai
indikator alami asam dan basa ? Jelaskan !
2.
Bersifat
apakah larutan X dan larutan Y. Jelaskan jawabanmu!
JAWAB :
1.
Jeruk
nipis : tidak baik. Karena warna yang dihasilkan antara reaksi larutan jeruk
nipis dengan aquades adalah kuning (sama seperti warna asli), larutan jeruk
nipis dengan NaOH adalah kuning, larutan jeruk nipis dengan HCl adalah kuning
terang. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa jeruk nipis tidak baik
dijadikan sebagai indikator alami asam basa karena dari percampuran larutan
jeruk nipis dengan berbagai larutan tersebut menghasilkan warna yang tidak jauh
berbeda.
Kedondong : tidak baik. Karena warna yang
dihasilkan antara reaksi larutan kedondong dengan aquades adalah kuning
kehijauan (sama seperti warna asli), larutan kedondong dengan NaOH adalah
kuning hijau kehitaman, larutan kedondong dengan HCl adalah kuning kehijauan.
Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa kedondong tidak baik dijadikan
sebagai indikator alami asam basa karena dari percampuran larutan kedondong
dengan berbagai larutan tersebut menghasilkan warna yang tidak jauh berbeda.
2.
Larutan
X kemungkinan bersifat asam karena pada percampuran larutan ekstrak jeruk nipis
dengan HCl menghasilkan warna yang hampir sama dengan larutan ekstrak jeruk
nips yang dicampur dengan larutan X yaitu kuning. Dan pada percampuran larutan
ekstrak kedondong dengan HCl juga
menghasilkan warna yang sama dengan larutan ekstrak kedondong yang dicampur
dengan larutan X yaitu kuning kehijauan.
Larutan Y kemungkinan bersifat basa karena
pada percampuran larutan ekstrak kedondong dengan NaOH menghasilkan warna yang
sedikit mengalami perubahan dari warna aslinya yaitu kuning hijau kehitaman.
Hal ini sama dengan larutan ekstrak kedondong dicampur dengan larutan Y yang
menghasilkan warna yang lumayan berubah dari warna aslinya yaitu menjadi
cokelat. Dalam hal ini warna yang dihasilkan dari kedua percampuran tersebut
tidak sama persis karena terdapat kesalahan saat melakukan praktikum. Mungkin
kesalahan terjadi saat menggunakan pipet yang digunakan untuk mengambil larutan
yang tidak dicuci dengan bersih, sehingga larutan ekstrak kedondong tersebut
bercampur dengan zat lain.
BAB
V
PENUTUP
KESIMPULAN
Tidak semua buah dapat dijadikan sebagai
indikator dalam menentukan larutan asam dan basa. Dalam percobaan, kami
menggunakan buah jeruk nipis dan kedondong sebagai indikator alami dalam
menentukan sifat asam dan basa. Akan tetapi buah jeruk nipis dan kedondong
ternyata kurang baik untuk dijadikan indikator alami asam dan basa. Karena saat
larutan jeruk nipis dicampur masing-masing dengan (aquades, NaOH, HCl, larutan
X, serta larutan Y) menghasilkan warna
yang tidak jauh berbeda yaitu kuning. Dan saat larutan kedondong dicampur
masing-masing dengan (aquades, NaOH, HCl, larutan X, serta larutan Y)
menghasilkan warna yang rata-rata hampir sama yaitu kuning kehijauan, hanya
larutan kedondong yang dicampur dengan NaOH dan larutan Y saja yang mengalami
perubahan yaitu masing-masing kuning hijau kehitaman dan cokelat. Namun, hal
tersebut tidak dapat dijadikan patokan dalam menentukan sifat asam basa,
sehingga larutan kedondong juga tidak baik digunakan sebagai indikator alami
asam basa.
SARAN
Dari hasil percobaan kelompok kami kami
menyarankan agar menggunakan indikator alami yang baik agar ketika dilakukan
percobaan tersebut dapat berhasil dan perubahan warna dapat terlihat jelas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar